Kapan Manusia Purba Mulai Berjalan Tegak?
Para
ahli paleoantropologi menggali fosil manusia purba awal yang hidup 7-6 juta
tahun yang lalu, berapa banyak dan sejak kapan evolusi
manusia purba mulai berjalan tegak?
Pertanyaan
yang sering saya dengar ‘Mengapa manusia purba berevolusi hingga berjalan
tegak?’ Salah satu aliran pemikiran menunjukkan bahwa berjalan dengan dua
kaki adalah cara yang paling efisien ketika berjalan di padang rumput dan hutan
di seluruh Afrika sekitar 5-7 juta tahun yang lalu. Erin Wayman, dalam
penjelasannya di Smithsonian Magazine setidaknya sedikit memberi
gambaran bagi kita tentang sejarah masa lalu yang tidak mudah dipelajari.
Analisa Evolusi Manusia Purba Gunakan Kedua Kaki
Berjalan
tegak dengan dua kaki merupakan sifat yang mendefinisikan garis keturunan evolusi
manusia purba. Bipedalisme (spesis berkaki dua) memisahkan manusia purba
pertama dari sisa-sisa kera berkaki empat, butuh beberapa tahun bagi antropolog
menyadari hal ini. Saat pergantian abad ke-20 para ilmuwan berpikir bahwa otak
besar membuat evolusi
manusia purba menjadi unik, kesimpulan yang masuk akal karena fosil manusia
purba yang ditemui merupakan spesies cerdas Neanderthal
dan Homo erectus.
Manusia purba / Credit: otago.ac.nz
Pemikiran
tersebut mulai berubah pada tahun 1920 ketika ahli anatomi Raymond Dart
menemukan tengkorak yang dikenal Taung Child di Afrika Selatan. Taung
Child memiliki otak kecil, dan banyak peneliti berpikir Taung Child yang hidup
sekitar tiga juta tahun lalu hanyalah seekor kera. Tapi salah satu fitur
menyatakan ‘mirip manusia’, Foramen magnum yang merupakan ‘lubang’ di
mana tulang belakang kepala diposisikan lebih ke depan, menunjukkan bahwa Taung
Child memiliki kepala tegak dan mungkin juga berjalan tegak.
Pada
1930-an dan 1940-an, penemuan fosil spesis kera Neanderthal dan jenis Homo
Erectus (secara kolektif disebut Australopithecus) yang membantu meyakinkan
antropolog, bahwa spesis yang berjalan tegak sudah ada sebelum spesis otak
besar terjadi dalam evolusi
manusia purba.
Hal
ini ditunjukkan pada tahun 1974 dengan ditemukannya Lucy, kerangka
australopithecine yang hampir lengkap. Meskipun Lucy memiliki tubuh kecil, dia
memiliki anatomi berkaki dua termasuk tulang panggul dan tulang paha yang luas
dan miring ke dalam menuju lutut, yang membawa tubuh sejalan dengan gravitasi
dan menciptakan stabilitas berjalan.
Di
tahun-tahun terakhir, antropolog telah menentukan bahwa evolusi manusia purba
yang berjalan tegak memiliki sejarah yang sangat kuno. Pada tahun 2001,
sekelompok ahli Paleoantropologi asal Perancis menggali Tchadensis yang berusia
tujuh juta tahun (Sahelanthropus) di Chad. Hanya ditemukan tengkorak dan gigi,
Sahelanthropus diperkirakan berjalan tegak berdasarkan pada penempatan Foramen
magnum, dan banyak antropolog tetap skeptis.
Pada
tahun 2000, ahli paleoantropologi yang bekerja di Kenya menemukan gigi dan dua
tulang paha Tugenensis Orrorin berusia enam juta tahun. Bentuk tulang paha
dinyatakan sebagai spesis Orrorin berkaki dua. Manusia purba awal (Ardipithecus
ramidus) dengan bukti yang paling luas sebagai makhluk berjalan tegak hidup
disekitar 4,4 juta tahun lalu. Pada tahun 2009 peneliti mengumumkan hasil
analisis spesies evolusi manusia purba, analisa selama lebih dari 15 tahun dan
memperkenalkan pada dunia tentang kerangka hampir lengkap yang disebut Ardi.
Meskipun
evolusi manusia purba awal mampu berjalan tegak, mereka mungkin tidak
mendapatkan alam persis seperti yang kita lakukan hari ini. Evolusi manusia
purba mempertahankan fitur primitif seperti jari-jari melengkung, kaki dan
lengan panjang, serta kaki pendek, yang menunjukkan bahwa mereka menghabiskan
masa hidup di pepohonan. Hal Ini terjadi hingga muncul spesis Homo erectus
sekitar 1,8 juta tahun lalu yang menyatakan bahwa manusia purba bertubuh
tinggi, memiliki kaki panjang dan berevolusi menjadi spesis pintar.
Teori Pendukung Evolusi Manusia Purba Berjalan Tegak
Pada
tahun 1871, Teori Darwin yang dijelaskan dalam bukunya ‘The Descent
of Man: Hominids Needed To Walk On Two Legs To Free Up Their Hands‘. Dia
menulis bahwa “… tangan dan lengan sulit menjadi sempurna ketika memiliki
senjata, atau melempar batu dan tombak dengan tujuan yang benar, selama mereka
terbiasa menggunakannya untuk bergerak.” Satu hal yang mengganjal bahwa
peralatan batu tidak ditemukan dalam catatan arkeologi hingga sekitar 2,5 juta
tahun lalu, atau sekitar 4,5 juta tahun setelah adanya makhluk berkaki dua ini.
Tapi
munculnya spesis Ardi tahun 2009, antropolog C.Owen Lovejoy dari Kent
State University menggambarkan kembali penjelasan Darwin tentang evolusi
manusia purba yang mengikat dengan asal monogami. Lovejoy menyatakan bahwa
penemuan Ardi menggambarkan spesies yang hidup di hutan. Perubahan iklim
membuat hutan Afrika lebih musiman dan lingkungan variabel, hal tersebut akan
menjadi lebih sulit dan lebih memakan waktu bagi spesis untuk menemukan
makanan. Hal ini akan menjadi sangat sulit bagi spesis wanita untuk
meningkatkan keturunan.
Lovejoy
menjelaskan hubungan yang saling menguntungkan dalam evolusi manusia purba,
pria mengumpulkan makanan untuk wanita dan wanita muda dikawinkan secara
eksklusif pada pria yang mampu mengumpulkan makanan. Pria membutuhkan lengan
dan tangan yang bebas untuk membawa makanan, dengan demikian spesis berkaki dua
berevolusi. Namun, ada penelitian yang menyatakan bahwa simpanse cenderung
berjalan dengan dua kaki ketika membawa makanan langka atau berharga.
Teori evolusi lain ada juga yang menjelaskan efisiensi berjalan tegak.
Pada 1980-an, Peter Rodman dan Henry McHenry (dari University of
California) menunjukkan bahwa manusia purba berevolusi untuk berjalan tegak
dalam menanggapi adanya perubahan iklim. Sebagian hutan menyusut, manusia purba
turun dari pohon dan berjalan di hamparan padang rumput yang memisahkan hutan. Kemudian
mereka menemukan cara yang paling efisien untuk berjalan di tanah dengan
menggunakan kedua kaki.
Pada
tahun 2007, para peneliti mempelajari bahwa simpanse membutuhkan energi lebih
dari 75 persen ketika berjalan dengan dua kaki, bukti bahwa makhluk berkaki dua
memiliki kelebihan.
Banyak
teori lainnya yang menjelaskan evolusi manusia purba
berjalan tegak tetapi ditolak, seperti gagasan bahwa manusia purba perlu
berdiri untuk melihat lebih tinggi dari alang-alang, meminimalkan bagian tubuh
yang terkena sinar matahari di padang rumput. Kedua ide tersebut dibantah oleh
fakta bahwa evolusi manusia purba pertama berada di habitat yang sebagian besar
adalah hutan.
Lalu,
kapan sebenarnya manusia purba sudah berjalan tegak? Suatu hal yang menurut
saya tidak bisa dipastikan, mungkin saat ini fosil berusia tujuh juta tahun
merupakan usia tertua yang pernah ditemukan. Bagaimana nantinya jika fosil lebih
tua yang memiliki Foramen magnum ditemukan? Seperti yang dikatakan Erin Wayman,
mempelajari kehidupan dan evolusi manusia purba bukan suatu hal yang mudah,
fosil lebih sering ditemukan tak lengkap.
Inti
Artikel :
manusia prasejarah, gambar manusia
purba, gambar anatomi tubuh manusia purba, tentang manusia purba( orrorin
tugenensis), manusia purba lengkap, manusia zaman purba, mengapa tulang zaman
sekarang beda dengan tulang pada masa manusia purba, perbedaan bentuk tubuh
manusia purba dan manusia sekarang, www manusia purba, perubahan bentuk tubuh
manusia evolusi, proses perkembangan manusia purba di dunia -indonesia, manusia
purba jenis homo, manusia purba adalah, ahli paleoantropologi, ALAT KERJA
MANUSIA PURBA PITHECANTHROPUS, artikel manusia purba, evolusi terakhir manusia,
foto dan gambar tulang zaman purba, gambar tulang tengkorak manusia, interaksi
antara evolusi genetika dan lingkungan,
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlan Dengan Baik Dan Sopan